Ketika pengurus organisasi Jakarta Global Chat Tujuh merumuskan serta menentukan sebuah logo organisasinya, dimana ada beberapa point penting ketika symbol-symbol yang akan mereka pergunakan bisa mengandung syarat makna dan karakter pada filosofi logo tersebut.
Melalui cerita dimasa kecil, berbagai bentuk dongeng, buku yang pernah Pengurus baca, riset yang belum pasti kebenarannya, browsing di internet, dan lain sebagainya. Banyak hal yang mereka anggap layak ketika Burung Rajawali kami jadikan symbol-symbol pendamping dari ke istimewaan angka 7 yang akan menjadi symbol organisasi kami di Jakarta Global Chat Tujuh. Pengurus memutuskan untuk menggunakan Angka 7 dan Burung Rajawali sebagai dasar dari organisasi tersebut berdasarkan filosofi sebagai berikut :
Central mereka pada keajaiban angka 7 ( Tujuh ) yang sengaja di kombinasikan dengan bentuk burung Rajawali.
RAJAWALI :Gagah perkasa, memiliki sorot mata yang tajam, mampu terbang tinggi, membangun sarang ditempat yang tinggi dan aman, Memiliki cakar yang kuat, serta sayap yang lebar.
Memiliki transformasi serta pilihan hidup.
Dan,
Rajawali akan terbang tinggi menuju matahari saat menjelang ajalnya.
Rajawali akan terbang tinggi menuju matahari saat menjelang ajalnya.
JAKARTA : BERANI
GLOBAL : SELUAS LANGIT dan sebiru SAMUDERA
CHAT : YAHOO !
TUJUH : KITA ORANG INDONESIA
Dibawah ini ada dua cerita dari sekian banyak cerita mengenai keistimewaan Burung Rajawali, JGC Tujuh berharap dari cerita-cerita ini tidak lain adalah bagian inspirasi dan motivasi JGC Tujuh, pengurus, maupun anggota Jakarta Global Chat Tujuh, dan siapapun yang membaca artikel ini untuk bisa mengambil manfaatnya dan meninggalkan presepsi negatifnya, walahualam.
Cerita Pertama,
Apakah ciri-ciri burung rajawali?
Ciri yang utama dan terutama yaitu tidak takut badai.
Burung rajawali malah menantikan datangnya badai. Dia akan mengembangkan sayapnya, memperhatikan dengan pandangan visinya, kapan badai datang. Sebab dia akan menghadapinya dan menggunakan badai itu untuk melambung tinggi. Burung rajawali tidak mengepak-ngepakkan sayapnya, tetapi dia mengembangkan sayapnya.
Burung rajawali tidak seperti ayam atau anak ayam. Ayam atau anak ayam penciumannya tajam, mereka tahu saat akan datang badai. Mereka ribut berkotek-kotek, menciap-ciap, bingung lari kesana kemari, sambil mengepak-ngepakkan sayapnya mencari tempat persembunyian untuk berlindung terhadap badai. Apabila badai datang mereka bisa menjadi korban, sebab mereka lemah, tak berdaya, dia menjadi victim badai. Lain dengan burung rajawali, dia tidak menjadi victim, tetapi menjadi victor, pemenang, terbang mengatasi badai.
Ciri apa lagi yang dimiliki burung rajawali?
Ia menyediakan waktu untuk memperbaharui diri. Saat sadar bahwa kekuatan sayapnya mulai berkurang, dia sabar. Dia berdiam diri ; dia tidak terbang. Dia mencari tempat yang tinggi di atas bukit batu.
Tahukah Anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.
Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
Jadi, kehidupan Rajawali hampir sama seperti manusia.
" Sering kali kita mengalami masa - masa yang sukar (badai) dalam hidup, tetapi semua itu baik untuk kehidupan kita supaya kita menjadi manusia yang tidak mudah menyerah dan kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap persoalan hidup yang kita alami "
Cerita Kedua,
AYAM atau RAJAWALI ?
kenapa orang bisa kehilangan citra dirinya !.
Pada jaman dahulu kala di suku Indian, ada seseorang yang sangat suka bereksperimen. Dia bereksperimen dengan sebuah telur rajawali, apakah bisa dierami oleh seekor ayam? Akhirnya si orang Indian ini menaruh telur rajawali di kandang ayam dan telur tersebut dierami oleh induk ayam.
Selang beberapa hari beberapa telur ayam menetas menjadi anak-anak ayam, tetapi telur rajawali ini belum menetas juga. Induk ayam mulai cemas, “Hmmm…telur yang satu ini ukurannya lebih besar dari yang lain tapi kenapa belum menetas juga?” Karena naluri, induk ayam tetap mengerami selama masih ada telur yang belum menetas.
Beberapa minggu kemudian telur rajawali ini mulai menetas, dan akhirnya induk ayam inipun sedikit bingung, “Kenapa anak saya yang satu ini kepalanya botak, badannya besar, dan suaranya lain daripada yang lain?” gumamnya.
Singkat cerita, anak rajawali ini mulai bermain dengan anak-anak ayam, dan pada saat mereka sedang bermain ada seekor burung rajawali yang melintas di udara, terbang dengan begitu gagahnya, anak ayam langsung berlari masuk kedalam kandang tetapi anak rajawali ini dengan asyiknya melihat ke angkasa dan berkata dalam hatinya, “Indah dan gagah sekali burung itu, saya ingin bisa seperti burung itu!”
Beberapa saat kemudian, induk ayam yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri anak rajawali dan berteriak, “Ayo cepat masuk ke dalam kandang, nanti kamu dimakan oleh burung rajawali itu!” Dengan polosnya anak rajawali ini berlari mengikuti induk ayam, setelah sampai ke dalam kandang, anak rajawali ini bertanya kepada induk ayam, “Ibu, aku ingin seperti burung itu, terbang bebas, sangat indah dan gagah sekali.”
Si induk ayam langsung menjawab, “Nak kita ini adalah ayam, tidak mungkin bisa terbang seperti rajawali itu. Jangan pernah bermimpi kamu bisa seperti dia.” Anak rajawali inipun akhirnya percaya kepada induk ayam tersebut.
Beberapa bulan kemudian, anak rajawali ini sudah lebih dewasa, dan tetap tidak bisa terbang dan masih berpikir bahwa dia adalah seekor ayam, bukan seekor rajawali yang dapat terbang tinggi menerjang badai. Pada saat rajawali kecil ini bermain dengan saudara-saudara ayamnya, tiba-tiba melintas lagi seekor burung rajawali yang sangat perkasa, ayam-ayam langsung berlari berlindung, rajawali kecilpun dengan cepatnya ingin berlindung. Karena badannya yang besar diantara ayam-ayam, maka rajawali besar berhasil menangkapnya. Si kecil rajawali ini sangat ketakutan, tetapi karena dia adalah seekor rajawali, pada saat dibawa terbang lebih tinggi, dia merasakan kenikmatan dan kesenangan yang begitu luar biasa. Rajawali yang sangat perkasa ini berteriak kepadanya “Hai kau, kembangkan sayapmu dan terbanglah!”
Rajawali kecil ini mulai ketakutan, karena dia masih berpikir kalau dia adalah seekor ayam yang tidak mampu terbang. Sekali lagi rajawali ini berteriak “Hai, kembangkan sayapmu dan terbanglah!” Dengan ragu-ragu rajawali kecil ini mulai mengembangkan sayapnya, dan tiba-tiba rajawali kecil ini dilepas, rajawali besarpun mulai berteriak “Kepakkan sayapmu, cari angin dan terbanglah!” akhirnya rajawali kecil ini mulai melebarkan dan mengepakkan sayapnya. Akhirnya rajawali kecil ini terbang tinggi dan melayang seindah rajawali besar.
Teman-teman sekalian, banyak dari diri kita tidak mengenal siapa kita sesungguhnya, yang kita tahu adalah apa pendapat orang mengenai diri kita. Sama seperti anak rajawali tadi, yang berfikir bahwa dirinya adalah seekor ayam. Sekali lagi saya tekankan, ‘Citra diri Anda bukan hanya penampilan dan apa kata orang, melainkan apa kata Anda dan apa kata Tuhan’. Kita harus mulai belajar mengenal diri sendiri, karena pada saat Anda mengenal diri sendiri, Anda pasti akan dapat terbang tinggi seperti seekor rajawali tadi, karena setiap manusia dilahirkan untuk selalu menjadi sang juara.
Semoga cerita di atas dapat membuat Anda untuk terus berjuang mengenal lebih jauh siapa diri Anda dan untuk apa Anda dilahirkan di muka bumi ini.
Salam Funtastic
Jakarta Global Chat Tujuh
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !