Bulan
April sering dikenang sebagai bulan kematian salah seorang tokoh
panutan dunia: Abraham Lincoln. Presiden ke-16 AS ini mengakhiri
jabatannya sebagai presiden pada 15 April 1865 setelah ia terbunuh.
Abraham Lincoln lahir di Hardin County, Kentucky, pada 12 Februari 1809. Orangtuanya miskin dan tidak berpendidikan. Lincoln sendiri hanya mengecap pendidikan selama kira-kira setahun. Ketika beranjak dewasa ia berusaha keras untuk menambah pengetahuannya dengan membaca buku dan menulis hingga kemudian jadi ahli hukum.
Masa mudanya ia habiskan dengan menjalani berbagai pekerjaan mulai dari pembelah kayu pagar, tentara, menjadi kelasi di kapal-kapal sungai, juru tulis, pengurus kedai, kepala kantor pos, dan akhirnya menjadi pengacara. Suatu kali ketika ia menyewa kapal ke New Orleans untuk mengangkut barang-barang dagangan, untuk pertama kalinya ia melihat perbudakan. Dan saat kedua kali datang ke kota itu ia berjanji akan menghapuskan perbudakan ini. Keinginannya itu terealisasi ketika ia telah menjadi pengacara. Tak sedikit budak yang berhasil dibebaskannya.
Keinginan membebaskan perbudakan di Amerika begitu besar. Keinginan ini mewarnai karier politiknya. Langkah pertamanya di kancah politik dimulai tahun 1832, sewaktu ia masih berusia 23 tahun. Ketika itu ia mencoba menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Kongres) dari Illinois. Namun kalah pemilihan. Dua tahun kemudan ia berusaha lagi. Kali ini menang. Dan ia terpilih lagi untuk dua periode berikutnya.Pada tahun 1846, Lincoln terpilih menjadi anggota Kongres. Namun keanggotaannya tidak diperpanjang karena ia mengusulkan undang-undang untuk mengakhiri perbudakan di distrik Columbia. Karena kecewa, ia kembali mengaktifkan biro hukumnya dan menghentikan kegiatan politiknya untuk beberapa waktu.
Tahun 1854, isu perbudakan yang mencuat membuatnya kembali ke kancah politik. Lincoln tak menyangka bahwa setengah dari negerinya mempertahankan praktek perbudakan. Ia berpikir, tak mungkin bangsanya terdiri dari separuh budak separuh bukan. Namun ia terpukul saat gagal meraih kursi Senat AS.
Meski begitu ia tak menyerah. Tahun 1860 ia justru terpilih menjadi calon presiden dari Partai Republik. Akhirnya ia memenangkan pemilihan presiden dan menjadi Presiden AS yang ke-16. Di masa kepresidenan Lincoln inilah muncul harapan para budak di AS terbebas dari sistem yang menjadikan mereka manusia kelas dua. Kepemimpinannya melahirkan harapan baru dan semangat baru.
Sayangnya pada 15 April 1865, ia meninggal setelah ditembak pemain sandiwara yang memiliki gangguan jiwa sehari sebelumnya di teater Ford, Washington. Amerika berduka. Namun itu tak memupus ambisinya mengenyahkan perbudakan dari Amerika. Kini di Lincoln Memorial, tertulis semangatnya yang terus menyala yang ia ucapkan saat pelantikan presiden untuk kedua kalinya. “Dengan keteguhan hati dan kebenaran yang sesuai dengan titah Tuhan, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita sekarang, yaitu menyembuhkan luka-luka bangsa.” Itulah Abraham Lincoln yang tak hanya menjadi tokoh kenamaan AS melainkan juga dibanggakan dunia.
Sisi lain :
Dia lahir dalam kemelaratan. Dalam sepanjang hidupnya dia dihadang kekalahan demi kekalahan. Dia kalah dalam delapan pemilu. Dua kali gagal dalam bisnis. Juga mengidap gangguan urat saraf. Sebetulnya dia memiliki banyak alasan untuk menyerah berkali-kali, namun ia pantang menyerah. Dialah salah satu presiden terbesar dalam sejarah negaranya. Dia adalah seorang juara dan tak pernah menyerah.
Abraham Lincoln lahir di Hardin County, Kentucky, pada 12 Februari 1809. Orangtuanya miskin dan tidak berpendidikan. Lincoln sendiri hanya mengecap pendidikan selama kira-kira setahun. Ketika beranjak dewasa ia berusaha keras untuk menambah pengetahuannya dengan membaca buku dan menulis hingga kemudian jadi ahli hukum.
Masa mudanya ia habiskan dengan menjalani berbagai pekerjaan mulai dari pembelah kayu pagar, tentara, menjadi kelasi di kapal-kapal sungai, juru tulis, pengurus kedai, kepala kantor pos, dan akhirnya menjadi pengacara. Suatu kali ketika ia menyewa kapal ke New Orleans untuk mengangkut barang-barang dagangan, untuk pertama kalinya ia melihat perbudakan. Dan saat kedua kali datang ke kota itu ia berjanji akan menghapuskan perbudakan ini. Keinginannya itu terealisasi ketika ia telah menjadi pengacara. Tak sedikit budak yang berhasil dibebaskannya.
Keinginan membebaskan perbudakan di Amerika begitu besar. Keinginan ini mewarnai karier politiknya. Langkah pertamanya di kancah politik dimulai tahun 1832, sewaktu ia masih berusia 23 tahun. Ketika itu ia mencoba menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Kongres) dari Illinois. Namun kalah pemilihan. Dua tahun kemudan ia berusaha lagi. Kali ini menang. Dan ia terpilih lagi untuk dua periode berikutnya.Pada tahun 1846, Lincoln terpilih menjadi anggota Kongres. Namun keanggotaannya tidak diperpanjang karena ia mengusulkan undang-undang untuk mengakhiri perbudakan di distrik Columbia. Karena kecewa, ia kembali mengaktifkan biro hukumnya dan menghentikan kegiatan politiknya untuk beberapa waktu.
Tahun 1854, isu perbudakan yang mencuat membuatnya kembali ke kancah politik. Lincoln tak menyangka bahwa setengah dari negerinya mempertahankan praktek perbudakan. Ia berpikir, tak mungkin bangsanya terdiri dari separuh budak separuh bukan. Namun ia terpukul saat gagal meraih kursi Senat AS.
Meski begitu ia tak menyerah. Tahun 1860 ia justru terpilih menjadi calon presiden dari Partai Republik. Akhirnya ia memenangkan pemilihan presiden dan menjadi Presiden AS yang ke-16. Di masa kepresidenan Lincoln inilah muncul harapan para budak di AS terbebas dari sistem yang menjadikan mereka manusia kelas dua. Kepemimpinannya melahirkan harapan baru dan semangat baru.
Sayangnya pada 15 April 1865, ia meninggal setelah ditembak pemain sandiwara yang memiliki gangguan jiwa sehari sebelumnya di teater Ford, Washington. Amerika berduka. Namun itu tak memupus ambisinya mengenyahkan perbudakan dari Amerika. Kini di Lincoln Memorial, tertulis semangatnya yang terus menyala yang ia ucapkan saat pelantikan presiden untuk kedua kalinya. “Dengan keteguhan hati dan kebenaran yang sesuai dengan titah Tuhan, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita sekarang, yaitu menyembuhkan luka-luka bangsa.” Itulah Abraham Lincoln yang tak hanya menjadi tokoh kenamaan AS melainkan juga dibanggakan dunia.
Sisi lain :
Hidup
penuh dengan kesulitan. Bukan pada itu kita menyerah. Karena kuncinya
ada pada kemauan kita. Maukah kita untuk berdiri dan mengejar impian
kita? Ini sekelumit cerita orang yang pantang menyerah.
Dia lahir dalam kemelaratan. Dalam sepanjang hidupnya dia dihadang kekalahan demi kekalahan. Dia kalah dalam delapan pemilu. Dua kali gagal dalam bisnis. Juga mengidap gangguan urat saraf. Sebetulnya dia memiliki banyak alasan untuk menyerah berkali-kali, namun ia pantang menyerah. Dialah salah satu presiden terbesar dalam sejarah negaranya. Dia adalah seorang juara dan tak pernah menyerah.
Ini adalah sketsa perjalanannya menuju tangga kepresidenannya:
1816 Keluarganya dipaksa untuk keluar dari rumah mereka. Ia harus bekerja untuk menghidupi mereka.
1818 Ibunya meninggal.
1831 Gagal dalam bisnis.
1832 Mencalonkan diri untuk duduk di dewan perwakilan di negara bagiannya > kalah.
1832 Juga kehilangan pekerjaannya. Ingin masuk ke fakultas hukum, tetapi gagal.
1833 Meminjam sejumlah uang dari seorang teman untuk memulai bisnis. Namun pada akhir tahun dia jatuh bangkrut. Ia menghabiskan tujuh belas tahun dari kehidupannya untuk membayar kembali hutang ini.
1834 Mencalonkan diri untuk menjadi anggota dewan perwakilan di negara bagiannya > menang.
1835 Bertunangan. Tetapi kekasihnya meninggal dan hatinya serasa hancur berkeping-keping.
1836 Terserang gangguan saraf total dan tergolek di ranjang selama enam bulan.
1838 Berusaha menjadi juru bicara dewan perwakilan di negara bagiannya > kalah.
1840 Berusaha menjadi anggota badan pemilihan > kalah.
1843 Mencalonkan diri untuk kongres > kalah.
1846 Mencalonkan diri kembali untuk kongres. Kali ini dia menang. Pergi ke ibukota dan menunaikan tugas dengan baik.
1848 Mencalonkan diri untuk dipilih kembali di kongres > kalah.
1849 Mencari pekerjaan sebagai pegawai kantor urusan tanah di negara bagiannya > ditolak.
1854 Mencalonkan diri untuk senat negaranya > kalah.
1856 Berusaha mendapatkan pencalonan wakil presiden di konvensi nasional partainya > hanya memperoleh kurang dari seratus suara.
1858 Mencalonkan diri lagi untuk senat > sekali lagi dia kalah.
1860 Terpilih menjadi presiden di negaranya.
1818 Ibunya meninggal.
1831 Gagal dalam bisnis.
1832 Mencalonkan diri untuk duduk di dewan perwakilan di negara bagiannya > kalah.
1832 Juga kehilangan pekerjaannya. Ingin masuk ke fakultas hukum, tetapi gagal.
1833 Meminjam sejumlah uang dari seorang teman untuk memulai bisnis. Namun pada akhir tahun dia jatuh bangkrut. Ia menghabiskan tujuh belas tahun dari kehidupannya untuk membayar kembali hutang ini.
1834 Mencalonkan diri untuk menjadi anggota dewan perwakilan di negara bagiannya > menang.
1835 Bertunangan. Tetapi kekasihnya meninggal dan hatinya serasa hancur berkeping-keping.
1836 Terserang gangguan saraf total dan tergolek di ranjang selama enam bulan.
1838 Berusaha menjadi juru bicara dewan perwakilan di negara bagiannya > kalah.
1840 Berusaha menjadi anggota badan pemilihan > kalah.
1843 Mencalonkan diri untuk kongres > kalah.
1846 Mencalonkan diri kembali untuk kongres. Kali ini dia menang. Pergi ke ibukota dan menunaikan tugas dengan baik.
1848 Mencalonkan diri untuk dipilih kembali di kongres > kalah.
1849 Mencari pekerjaan sebagai pegawai kantor urusan tanah di negara bagiannya > ditolak.
1854 Mencalonkan diri untuk senat negaranya > kalah.
1856 Berusaha mendapatkan pencalonan wakil presiden di konvensi nasional partainya > hanya memperoleh kurang dari seratus suara.
1858 Mencalonkan diri lagi untuk senat > sekali lagi dia kalah.
1860 Terpilih menjadi presiden di negaranya.
Siakah dia? Dialah Abraham Lincoln. Presiden ternama dalam sejarah presiden Amerika Serikat.
“Jalan
itu licin dan menggelincirkan. Satu kakiku terpeleset di atasnya,
menendang kaki lainnya keluar dari jalur. Namun aku kembali tegak dan
berkata kepada diriku sendiri, “Itu cuma terpeleset dan aku bukan jatuh“.
(Abraham Lincoln)
(Abraham Lincoln)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !