Ada yang datang, ada yang pergi, ada yang menetap.. Yang satu bernama kenyataan, yang lain bernama perasaan. Rasa marah mislanya. Sementara yang dimarahi sudah bernyanyi, yang memarahi masih berapi-api. Seluruh perasaan baik marah, sedih dan benci, memilki kecenderungan menetap, sementara yang dimarahi atau disedihi, sibuk datang dan pergi.
Lihat saja, seluruh sumber rasa iri adalah soal yang mudah datang dan pergi. Misalnya iri pada orang sukses. Orang sukses datang dan pergi, tapi iri masih mennetap di hati. Yang terjadi selama ini, rasa iri tertuju pada soal yang mudah datang dan pergi. Padahal tanpa diirikanpun soal-soal itu akan mudah pergi, Jadi,diamkan saja!
Orang yang ada di puncak sukses adalah “orang yang sedang di puncak”, dia akan berganti “telah”. Sedang, telah, dan akan, adalah soal-soal yang tak tercegah. Yang akan terjadi akan tetap terjadi. Yang telah tidak mungkin diulang walau sangat diingini.
Jadi kepada yang sedang, akan, dan telah, tidak perlu memancing rasa yang berlebihan. Termasuk kepada orang yang sedang mempermainkan hukum, karena orang itu cuma sedang kuat, dan akan berganti menjadi telah. Ada “sedang” yang cepat berganti “telah”. Makin cepat memperoleh “sedang”, makin cepat berganti “telah”. Orang yang pernah gembira dengan korupsinya, hari tuanya menderita. Penyanyi yang albumnya pernah terjual jutaan copy, hari ini menerima tawaran foto bugil untuk bayar utang. Artis yang jadi idola, tersingkir karena aibnya direkam sendiri. Orang-orang yang telah itu adalah orang-orang yang sudah melewati periode sedang. Singkat sekali periode itu. .
Apa yang sedang menjadi kebutuhan itulah sumber kecemburuan. Butuh popularitas misalnya, mala kepada siapapun yang popular rasa iri akan datang. Makin jelas kebutuhan, makin jelas daftar kebutuhan. Makin lama daftar kecemburuan saya makin rumit dan sulit masuk daftar, stratanya banyak. Populer saja tidak cukup, ada syarat kaya, berprestasi, sabar, ramah, rendah hati dan sebagainya. Karena begitu rumitnya, maka kecemburun saya malah tidak muncul. Funtastic
By. Prie GS
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !