Dikisahkan di sebuah desa sedang turun hujan lebat. Seorang pastor yang biasa melayani umat di gereja tidak luput dari kebanjiran. Ketika air semakin tinggi, pengurus desa memerintahkan semua penduduk untuk mengungsi. Tapi pastor tidak mau mengungsi, dia yakin Tuhan akan menolongnya. Ketika ketinggian air makin mengkhawatirkan, dikirimlah truk besar untuk menjemput pastor. Tapi pastor berkata, "Kalian tidak perlu repot-repot mengurusku, urus saja warga yang lain, Tuhan pasti mengurusku dengan caranya".
Hujan makin deras, banjirpun makin tinggi. Pastor naik ke loteng gereja. Saat itu dikirim perahu bermesin di kirim untuk menjemput pastor. Tapi pastor itu lagi-lagi menolak. Hujan makin tidak mengenal belas kasihan. Air makin tinggi dan menenggelamkan semua yang ada di darat, termasuk gereja. Pastor memeluk menara gereja. Tinggal ia yang berada di desa. Saat itu datang helikopter. Petugas melempar tali dan meminta pastor untuk menyelamatkan diri. Tapi pastor tetap menolak dengan keyakinan keyakian Tuhan akan menolongnya. Helikopter itupun pergi meninggalkannya. Akhirnya pastor tengelam, hanyut dan tewas.
Di surga, pastor menemui Tuhan. Ia protes kepada Tuhan, "Selama ini aku begitu setia memberitakan namamu dan mewartakan firmannmu kepada umat. Tapi mengapa Engkau tidak menyelamatkan aku dalam musibah banjir itu?".
Tuhan menjawab, "Aku sudah mengirim perahu, truk, helikopter, tapi kamu menolak". Cerita berakhir tanpa kisah lebih lanjut dari pengarangnya.
Tuhan menjawab, "Aku sudah mengirim perahu, truk, helikopter, tapi kamu menolak". Cerita berakhir tanpa kisah lebih lanjut dari pengarangnya.
Kisah ini mengatakan kepada kita bahwa cara kerja Tuhan tidak selalu seperti yang kita harapkan dan inginkan. Tuhan maha baik, maha adil, juga maha kreatif. Tuhan bisa datang menjumpai kita dengan modus yang tidak kita ketahui. Dia bisa datang dalam bentuk orang miskin, berwajah pelanggan, melaui orang sakit, orang kaya dan sebagainya.
Cerita ini ingin mengajak kita untuk mampu melihat Tuhan dibalik segala sesuatu, untuk mengerti dan memahami Tuhan dibalik yang sepintas lalu jelas dan kelihatan. Mengajak kita untuk mengerti bahwa Tuhan bisa tampil melalui cara, bentuk dan metode yang tidak kita mengerti.
Jika kita menganggap kerja adalah ibadah, maka kita mesti memasang indra ke-7, yang disebut batin, nurani, untuk mencoba merasakan dan menghayati kehadiranNya dimanapun dengan cara apapun. Jika kita mengangap kerja adalah ibadah, maka kita merasakan kehadiran Tuhan di ruang kerja kita, disekitar kita. Tuhan juga yang siap menolong kita dalam bekerja, sehingga pekerjaan kita menjadi sebaik-baiknya, berguna dan bermakna bagi sekitar kita. Funtastic !
Jika kita menganggap kerja adalah ibadah, maka kita mesti memasang indra ke-7, yang disebut batin, nurani, untuk mencoba merasakan dan menghayati kehadiranNya dimanapun dengan cara apapun. Jika kita mengangap kerja adalah ibadah, maka kita merasakan kehadiran Tuhan di ruang kerja kita, disekitar kita. Tuhan juga yang siap menolong kita dalam bekerja, sehingga pekerjaan kita menjadi sebaik-baiknya, berguna dan bermakna bagi sekitar kita. Funtastic !
By
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !